Senin, 09 Maret 2020

PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN BADAN USAHA MILIK DESA KULON PROGO



 Pendidikan dan pembelajaran BUMDesa dilaksanakan di  Joglo Rompok, Banjarasri, Kalibawang, Kulon Progo selama 3 hari, tanggal 4-6 Maret 2020. Dikjar diikuti oleh 10 desa, 9 desa dari Kab Kulonprogo, DIY dan 1 desa dari Jawa Tengah. Setiap desa diwakili oleh 3 orang perwakilan dari BUMDesa, Pemdes, BPD atau masyarakat yang peduli pada pengembangan ekonomi desa. 9 desa/kalurahan/kal di Kulon Progo yaitu Kal Banjaroyo Kalibawang; Kal Pagerharjo Samigaluh, Kal Jatisarono Nanggulan; Kal Karangsari Pengasih, Kal Sri Kayangan, Sentolo, Kal Jatirejo Lendah, Kal Sogan Wates, Kal Banjarasri Kalibawang, Kal Gerbosari Samigaluh.  Acara ini berjalan atas Kerjasama antara Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Dalduk dan KB, desakarta institut, Forum Pengembangan Pembaharuan Desa (FPPD), CDC Telkom DIY dan Jateng
Dikjar dibuka oleh Kepala Dinas PMD Dalduk dan KB, Bp. Sudarmanto, SIP, MS, beliau menyampaikan bahwa kalau dicermati dari 87 Bumdesa, variatif tingkat kesehatannya, level pertama beberapa BUMDesamati suri, level kedua ada penyertaan modal 30-100 juta dengan unit usaha masih sebatas simpan pinjam, level ketiga unit usaha BUMDesa variatif sudah lari dan terbang, penyertaan modal 200 juataan. Kedepan BUMDesa bisa mengembangkan bisnis diluar simpan pinjam dengan lintas desa. BUMDesa bisa menyumbang pendapatan perekonomian masyarakat dan harus kontribusi terhadap PADes. Yang penting ada follow up tindak lanjut setelah dikjar ini, pasca ini bisa dipresentasikan kepada Lurah dan BPD.
Sambutan dari CDC Telkom DIY dan Jateng oleh pak Heri Iswanto, BUMDesa sebagai penggerak ekonomi desa, kelamahan organisasi/kelembagaan, kualitas produk, penguasaan teknologi, mencari modal dan pasar. Ada 2 program yaitu mitra binaan dan bina lingkungan.
Pelatihan diawali oleh pak Farid Hadi dari desakarta institute menjelaskan tentang solusi berdesa menembus ekonomi desa. Dilanjutkan oleh mas Dimas dari FPPD bahwa bersama Telkom mengidentifikasi peta potensi dan rencana usaha bumdesa.Desa sebagai subyek bukan obyek, sebagai subyek ikut berfikir, aktif berbicara, di depan. Praktek lansung identifikasi aset, aktor, arena. Masing-masing desa diskusi kelompok untuk pemetaan.
Materi dari bapak Dr. Sutoro Eko, MSi tentang analisa sosial dan modal mengembangkan kesejahteraan warga. Tradisi berdesa meliputi (1) kepentingan masyarkat setempat, (2) Kepemimpinan Kepala Desa, (3) Musyawarah Desa.
Dikjar dilanjutkan dengan diskusi kelompok masing masing desa untuk merumuskan aset, aktor dan arena untuk aset desa, aset bersama, aset masyarakat desa. Setiap desa memilih jenis usaha yang akan dikembangkan dan menuangkan dalam model bisnis kanvas. Hasil analisa model bisnis kanvas dipresentasikan di depan Kepala Dinas PMD, Dalduk dan KB, Perwakilan Telkom dan Mitratel, Kepala Des/ Pemdes. Setelah Dikjar ini disusun RKTL masing-masing desa,pelaksanaan akan didampingi oleh desakarta dan Telkom. Dikjar ditutup oleh Bapak Kepala Dinas PMD, Dalduk dan KB.

By. Heniasih, TA-PED Kabupaten Kulon Progo




0 komentar:

Posting Komentar