Pendidikan dan pembelajaran BUMDesa
dilaksanakan di Joglo Rompok,
Banjarasri, Kalibawang, Kulon Progo selama 3 hari, tanggal 4-6 Maret 2020. Dikjar
diikuti oleh 10 desa, 9 desa dari Kab Kulonprogo, DIY dan 1 desa dari Jawa
Tengah. Setiap desa diwakili oleh 3 orang perwakilan dari BUMDesa, Pemdes, BPD
atau masyarakat yang peduli pada pengembangan ekonomi desa. 9 desa/kalurahan/kal
di Kulon Progo yaitu Kal Banjaroyo Kalibawang; Kal Pagerharjo Samigaluh, Kal
Jatisarono Nanggulan; Kal Karangsari Pengasih, Kal Sri Kayangan, Sentolo, Kal
Jatirejo Lendah, Kal Sogan Wates, Kal Banjarasri Kalibawang, Kal Gerbosari
Samigaluh. Acara ini berjalan atas Kerjasama
antara Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Dalduk dan KB, desakarta institut, Forum
Pengembangan Pembaharuan Desa (FPPD), CDC Telkom DIY dan Jateng
Dikjar dibuka oleh Kepala Dinas PMD
Dalduk dan KB, Bp. Sudarmanto, SIP, MS, beliau menyampaikan bahwa kalau
dicermati dari 87 Bumdesa, variatif tingkat kesehatannya, level pertama
beberapa BUMDesamati suri, level kedua ada penyertaan modal 30-100 juta dengan
unit usaha masih sebatas simpan pinjam, level ketiga unit usaha BUMDesa
variatif sudah lari dan terbang, penyertaan modal 200 juataan. Kedepan BUMDesa
bisa mengembangkan bisnis diluar simpan pinjam dengan lintas desa. BUMDesa bisa
menyumbang pendapatan perekonomian masyarakat dan harus kontribusi terhadap
PADes. Yang penting ada follow up tindak lanjut setelah dikjar ini, pasca ini
bisa dipresentasikan kepada Lurah dan BPD.
Sambutan dari CDC Telkom DIY dan
Jateng oleh pak Heri Iswanto, BUMDesa sebagai penggerak ekonomi desa, kelamahan
organisasi/kelembagaan, kualitas produk, penguasaan teknologi, mencari modal
dan pasar. Ada 2 program yaitu mitra binaan dan bina lingkungan.
Pelatihan diawali oleh pak Farid Hadi
dari desakarta institute menjelaskan tentang solusi berdesa menembus ekonomi
desa. Dilanjutkan oleh mas Dimas dari FPPD bahwa bersama Telkom
mengidentifikasi peta potensi dan rencana usaha bumdesa.Desa sebagai subyek
bukan obyek, sebagai subyek ikut berfikir, aktif berbicara, di depan. Praktek
lansung identifikasi aset, aktor, arena. Masing-masing desa diskusi kelompok
untuk pemetaan.
Materi dari bapak Dr. Sutoro Eko, MSi
tentang analisa sosial dan modal mengembangkan kesejahteraan warga. Tradisi
berdesa meliputi (1) kepentingan masyarkat setempat, (2) Kepemimpinan Kepala
Desa, (3) Musyawarah Desa.
Dikjar dilanjutkan dengan diskusi
kelompok masing masing desa untuk merumuskan aset, aktor dan arena untuk aset
desa, aset bersama, aset masyarakat desa. Setiap desa memilih jenis usaha yang
akan dikembangkan dan menuangkan dalam model bisnis kanvas. Hasil analisa model
bisnis kanvas dipresentasikan di depan Kepala Dinas PMD, Dalduk dan KB, Perwakilan
Telkom dan Mitratel, Kepala Des/ Pemdes. Setelah Dikjar ini disusun RKTL
masing-masing desa,pelaksanaan akan didampingi oleh desakarta dan Telkom.
Dikjar ditutup oleh Bapak Kepala Dinas PMD, Dalduk dan KB.
By. Heniasih, TA-PED Kabupaten Kulon Progo
0 komentar:
Posting Komentar