Pengembangan Pariwisata
Desa Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
P3MD Kulon
Progo; Pengembangan
sektor pariwisata desa berbasis pemberdayaan masyarakat menjanjikan jutaan
peluang ekonomi. Sudah banyak contoh desa-desa di Indonesia yang berhasil
menaikkan PADes mereka, melalui kolaborasi BUMDes dengan Kelompok Masyarakat
Pengelola Wisata atau sering disebut Pokdarwis.
Hal
itulah yang melatar belakangi kerjasama antara BUMDes Binangun Karangsari
dengan Pokdarwis Kejora, kelompok masyarakat pengelola wisata alam Tangkil
Cliff, di Pedukuhan Kedungtangkil, Karangsari, Pengasih Kulon Progo.
Walaupun
belum mampu menghasilkan konversi ekonomi secara signifikan, namun kolaborasi
BUMDes dan Pokdarwis dalam pengembangan wisata Tangkil Cliff di Kalurahan
Karangsari telah melahirkan sebuah konsep pengelolaan wisata desa berbasis
pemberdayaan masyarakat, melalui optimalisasi potensi alam dan bentang geografi
desa memanfaatkan Dana Desa.
Hal
tersebut disampaikan oleh Ketua Pokdarwis Kejora, Tukirin dalam acara Sarasehan
yang mengambil tema "Abot Entheng Disonggo Bareng" yang digelar di
kompleks wisata alam Tangkil Cliff, Kalurahan Karangsari, Kapanewon Pengasih,
Kulon Progo pada Sabtu (14/11/2020).
Sarasehan
menghadirkan beberapa pihak sebagai pemangku kebijakan desa, seperti Kepala
Dinas PMD Dalduk & KB Kulon Progo, Panewu pengasih, Kepala Desa dan
Perwakilan Perangkat Desa, BPK Kalurahan Karangsari, serta tokoh masyarakat
Pedukuhan Kedungtangkil.
Peran
Desa Dalam Pengembangan Wisata Alam Tangkil Cliff Karangsari
Carik
kalurahan Karangsari, Ari Wibowo dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa
kolaborasi pengelolaan wisata alam Tangkil Cliff terselenggara atas prakarsa
masyarakat setempat yang ingin mengangkat potensi alam semula jadi, berupa
tebing yang berada di atas lahan tanah milik masyarakat.
Potensi
alam Tangkil Cliff awalnya terjaring dalam proses perencanaan desa
partisipatif. Keberadaannya dibahas dalam Musyawarah Dusun (Musdus)
Kedungtangkil, hingga pada akhirnya melalui kegiatan bidang pemberdayaan desa
dan pembangunan, akhirnya terdanai melalui APBDes Karangsari.
Pendanaan
APBDes melalui skema pemanfaatan Dana Desa di Tangkil Cliff digunakan untuk
membiayai beberapa kegiatan diantaranya: Padat Karya
Pembangunan 2 Unit Homestay, Pembangunan
pagar pengaman tebing Tangkil, Penyediaan
sarana dan jaringan Internet (Tower, Pemancar dan Data Internet).
Selain
dukungan melalui kegiatan padat karya tunai dana desa, Wisata Tangkil Cliff
juga terbantu pembangunan infrastruktur jalan, melalui Program Padat Karya
Tunai Pembangunan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) yang
difasilitasi Dinas PUPR DIY.
Pengelolaan
wisata desa berbasis pemberdayaan masyarakat di wisata alam Tangkil Cliff
sangat terbantu oleh swadaya masyarakat dalam setiap kegiatan. Kekompakan,
guyup rukun, dan kegotongroyongan yang terbangun baik antara anggota Pokdarwis
Kejora menjadi modal sosial yang kuat. Setiap seminggu sekali anggota Pokdarwis
terlibat dalam kegiatan penataan dan pembangunan Tangkil Cliff.
BUMDes
Binangun Karangsari selain berperan dalam penyediaan fasilitas kelengkapan
homestay seperti Bantal, Kasur, Kompor, dan sebagainya juga memfasilitasi
kesiapan sumber daya manusia pengelola wisata, melalui kegiatan-kegiatan
pelatihan wisata.
Kerjasama
antara BUMDes Karangsari dengan wisata 'Dolan Ndeso' dengan bentuk tenaga
magang menjadi bagian dari upaya menyiapkan SDM dalam pengelolaan wisata alam
Tangkil Cliff.
Pemerintah
desa Karangsari telah menyiapkan Perdes tentang pariwisata desa, guna
memastikan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan pariwisata di desa
mempunyai kepastian hukum. Kolaborasi BUMDes Binangun Karangsari dengan
Pokdarwis dalam bidang usaha di sektor pariwisata, kedepan bisa memberi manfaat
yang sebesar-besarnya bagi warga desa Karangsari.
Kontributor: R. Agung (PLD Kapanewon Pengasih)