Sabtu, 06 Juni 2020

Rembug Stunting Pemerintah Kalurahan Sendangsari Tahun 2020


Kulon Progo,-  Pemerintah Kalurahan Sendangsari bersama Pendamping Kalurahan Tahun 2020 mengadakan Rembug Stunting pada hari Jumat, 05 Juni 2020 di Balai Kalurahan jam 08.00 WIB. Acara tersebut merupakan Pra-muskel Sendangsari yang secara langsung dibuka oleh Samsudin selaku Pj Lurah saat ini. Beliau juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah yang sudah memperhatikan permasalahan stunting yang sangat erat dengan perkembangan bagi anak-anak generasi bangsa. Acara tersebut juga dihadiri BPK, Puskesmas, Pamong, Kader Pembangunan Manusia (KPM) Kecamatan Pengasih, dan Kader Posyandu.


Susana pegawai dari Puskesmas Pengasih 1 menyampaikan apa yang dimaksud Stunting dan bagaimana cara penanggulangannya. Stunting adalah kerdil atau pendek, jadi anak yang mempunyai tinggi badan yang tidak sesuai dengan standar WHO adalah termasuk stunting. Stunting terjadi karena adanya pemenuhan gizi janin pada saat ibu hamil kurang, pemeuhan gizi selama 1000 HPK atau umur dibawah 2 tahun kurang baik disebabkan karena penyakit kronis maupun pola asuh orang tua. Pencegahan Stunting diusia sebelum anak 2 tahun bisa meningkatan tinggi badan yaitu dengan pemberian makanan yang banyak mengandung kalsium seperti dalam protein hewani, protein nabati, maupun dalam susu, serta olah raga bagi anak. Sedangkan anak-anak yang dilahirkan pendek disebabkan karena beberapa hal antara lain saat hamil ibunya anemia atau KEK, saat remaja ibunya kurus, adanya perokok dalam satu rumah, dan PHBS.


Selanjutnya Pendamping Desa, Endang memandu jalannya musyawarah yaitu menyampaikan data terbaru tahun 2020 stunting yang ada Kaurahan Sendangsari sebanyak 22 anak dari 10 Padukuhan. Nantinya kegiatan yang akan disasar pada tahun 2021 adalah beberapa kegiatan untuk pengurangan stunting yang didanai Dana Desa. Dari Pemerintah Kalurahan diharapkan nanti bisa membiayai kegiatan yang diusulkan peserta musywarah dalam bentuk intervensi langsung maupun intervensi tidak langsung. Intervensi langsung akan memberikan dampak pengurangan stunting paling banyak 30 %, contohnya intervensi pemberian gizi ibu hamil dan PMT Baduta atau masa 1000 HPK. Sedangakan intervensi tidak langsung akan memberikan keberhasilan pengurangan stunting sebanyak 70 %. Contoh kegiatan dari intervensi tidak langsung antara lain, ketersedian air bersih, PPHBS, Vertifikasi bahan pangan, pemberian edukasi pada masyarakat, penyuuhan kesehatan reproduksi bagi remaja, dan jambanisasi.


Dari beberapa usulan dalam rembug stunting selain kegiatan yang sudah berjalan yaitu PMT Yandu yang diusulkan pada peserta musyawarah antara lain pemberian tablet tambah darah bagi remaja yang sudah tidak sekolah, pelatihan pengolahan makanan bagi balita, dan penyuluhan kesehatan reproduksi remaja. Semua usulan dari masyarakat akan di bawa ke Muskel dan Musrenbangdes Kapanewon yang akan diwakili 2 orang KPM dan 1 orang dari unsur BPK perempuan. “Status Gizi dan Kesehatan Ibu pada masa Pra Hamil, saat kehamilannya dan saat menyusui merupakan periode yang kritis atau yang kita kenal 1000 (seribu Hari) pertama kehidupan” tandas Suwarna Utama, selaku Kamituwo Sendangsari (Sdw-2)


Tulisan ini sebelumnya telah dimuat dalam web: Kalurahan  Sendangsari

0 komentar:

Posting Komentar