Kulon Progo,- Pemerintah Kalurahan Margosari Kapanewon Pengasih menggelar rembuk stunting pada hari Jum’at
(29/5/20) bertempat di Aula Balai Desa
Margosari. Hadir dalam acara rembuk stunting ini dari unsur pamong kalurahan, badan
permusyawaratan kalurahan, kader pembangunan manusia, kader posyandu, pendamping
desa dan tenaga ahli Kabupaten Kulon Progo.
Acara rembuk stunting dibuka oleh Putri Yuni Astuti selaku Kamituwo Kalurahan Margosari. “Rembuk stunting ini
dilaksanakan dalam rangka menggali
gagasan atau usulan dari masyarakat terkait dengan permasalahan stunting di
Kalurahan Margosari. Usulan program atau kegiatan tersebut menjadi bahan
pelaksanaan musyawarah kalurahan untuk perencanaan pembangunan tahun berikutnya
yaitu tahun 2021”. Ujar Putri Yuni Astuti.
Sedangkan Mashuri, SH. Selaku ketua
badan permusyawaratan kalurahan (BPK) menyampaikan mendukung penuh upaya
pemerintah kalurahan Margosari dalam rangka penanganan stunting di wilayah
Kalurahan Margosari. Lebih lanjut Mashuri berharap kedepan kalurahan Margosari
ini bisa berhasil dalam penanganan stunting sehingga Kalurahan Margosari zero
kasus stunting.
Selanjutnya dalam sambutannya
Aris Nurkholis, M.Pd. selaku Tenaga Ahli Pelayanan Sosial Dasar
menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada
pemerintah Kalurahan Margosari Kapanewon Pengasih yang telah melaksanakan rembuk stunting walaupun kondisi masih di
tengah pandemic covid-19 dengan tetap mematuhi protocol kesehatan. Rembuk
stunting ini diharapkan mampu menghadirkan data dan permasalahan stunting di Kalurahan
Margosari sehingga akan bisa dirumuskan alternative tindakan penyelesaian
masalah terkait dengan stunting yang ada di Margosari.
“Stunting merupakan program
prioritas nasional yang harus kita selesaikan saat ini yang merupakan
ancaman utama bagi kualitas manusia, dan juga sebagai ancaman terhadap
kemampuan daya saing Bangsa ini,” Ungkap Aris Nurkholis
Lebih lanjut Aris Nurkholis
menyampaikan bahwa salah satu kegiatan
yang di
masa pandemic covid-19
anggarannya tidak boleh di realokasi adalah kegiatan penanganan stunting.
Hal ini
ditegaskan oleh Menteri Keuangan
Sri Mulyani Indarwati pada saat
rapat virtual dengan DPR-RI (30/4/20).
Rembuk stunting ini dipimpin langsung oleh Kader Pembangunan Manusia
(KPM). Dalam paparannya KPM menyampaikan tentang data-data sasaran 1000 HPK
beserta permasalahan-permasalahannya. Berdasarkan pemaparan tersebut diketahui
jumlah sasaran 1000 HPK di Kalurahan Margosari sebanyak 159 sasaran. Rinciannya
ibu hamil sebanyak 42 orang dengan 2 orang ibu hamil Resti/Kek, dan anak usia
0-2 tahun sebanyak 117 anak dengan 3 anak gizi kurang dan 3 anak stunting.
Lebih lanjut KPM juga menyampaikan data permasalahan yang muncul selama
pemantauan kegiatan konvergensi stunting yang telah berjalan. Berdasarkan hasil
pemantauan di triwulan pertama tahun 2020 diketahui prosentase konvergensi
stunting tingkat kalurahan masih rendah yaitu diangka 16 persen. Artinya
kegiatan konvergensi stunting di Kalurahan Margosari belum berjalan dengan baik
dan optimal.
Adapun hasil musyawarah atau rembuk stunting ini menyepakati beberapa
usulan kegiatan penanganan stunting baik yang bersifat intervensi gizi spesifik
yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak maupun intervensi gizi sensitive. Selain
itu juga disepakati dua orang perwakilan yang akan mengikuti dan menyampaikan
hasil rembuk stunting dalam musyawarah kalurahan untuk perencanaan tahun 2021.
(adm).