P3MD Kulon Progo: Permasalahan stunting (anak kerdil) masih menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi pemerintah Indonesia, termasuk kabupaten Kulon Progo. Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018 prevelensi kasus stunting di kabupaten Kulon Progo masih cukup tinggi yaitu sebesar 22,65%. Angka itu masih di atas standar yang ditetapkan oleh WHO bahwa prevalensi stunting di suatu negara tak boleh melebihi 20 persen. Sedangkan prevelensi stunting kabupaten Kulon Progo berdasarkan hasil pemantauan status gizi (PSG) tahun 2018 sebesar 14,31%. Angka ini walaupun sudah dibawah standart minimal yang ditetapkan oleh WHO, namun masih berada diatas target penurunan prevelensi stunting yang ditetapkan oleh pemerintah pusat yaitu sebesar 14%.
Dalam rangka percepatan pencegahan stunting sebagaimana yang telah menjadi program prioritas pemerintah, maka semua stakeholder secara berjenjang bersinergis dalam penanganan kasus stunting tanpa terkecuali termasuk pemerintah desa/ kalurahan. Percepatan penanganan stunting di tingkat desa/ kalurahan sejak tahun 2019 telah dilaksanakan berbagai program, kegiatan atau intervensi secara terpadu dan terkoordinir dan bersama-sama mensasar kelompok sasaran
prioritas yang tinggal di desa untuk mencegah stunting. Program atau kegiatan ini disebut dengan konvergensi stunting tingkat desa/ kalurahan.
Pada program konvergensi stunting ini setiap kelompok sasaran prioritas yaitu kelompok 1000 HPK harus mendapatkan lima paket layanan konvergensi stunting. Adapun lima paket layanan di tersebut adalah Layanan kesehatan dan gizi ibu dan anak, Layanan konseling kesehatan dan gizi, Layanan air bersih dan sanitasi yang baik, Layanan Jaminan Sosial/ Kesehatan, serta Layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Dalam setiap paket layanan tersebut ditetapkan
indikator-indikator yang akan dipantau untuk memastikan sasaran 1000 HPK
mendapatkan layanan intervensi yang sesuai. Proses pemantauan dilakukan
dengan menggunakan “scorecard” atau
formulir penilaian konvergensi Desa. Pemantauan terhadap capaian lima
paket layanan tersebut dilakukan secara rutin setiap bulan yang
dilakukan oleh Kader Pembangunan Manusia (KPM).
Berikut ini hasil pemantauan ketercakupan lima paket layanan konvergensi stunting kepada kelompok sasaran prioritas yaitu kelompok 1000 hari pertama kehidupan (HPK) pada tahun 2020.
|
Cakupan Lima Paket Layanan Konvergensi Stunting
|
Berdasarkan diagram di atas, ketercakupan layanan yang diterima oleh kelompok sasaran 1000 HPK yang tertinggi yaitu layanan air bersih dan sanitasi sebesar 96%, sedangkan cakupan layanan yang paling rendah yaitu layanan konseling nutrisi terpadu sebesar 37%. Adapun cakupan layanan kesehatan ibu dan anak sebesar 48%, layanan jaminan sosial sebesar 78% dan layanan pendidikan anak usia dini (PAUD) sebesar 74%. Ketercakupan layanan konvergensi stunting pada tahun 2020 belum begitu optimal khususnya untuk layanan KIA, layanan konseling nutrisi terpadu dan layanan PAUD. Hal ini dikarenakan pada tahun 2020 telah diketahui bersama bahwa negara Indonesia dilanda pandemi covid-19 termasuk di Kabupaten Kulon Progo. Mewabahnya virus corona ini banyak hal mempengaruhi ketercakupan lima layanan konvergensi stunting yang harusnya diterima oleh kelompok sasaran prioritas yaitu kelompok 1000 HPK.
Ketercakupan layanan konseling nutrisi terpadu serta layanan kesehatan ibu dan anak pada tahun 2020 belum optimal dikarenakan pada masa pandemi covid-19 kegiatan pelayanan posyandu ditiadakan untuk mengurangi kerumunan dan mencegah penyebaran covid-19 di masyarakat. Sehingga hal ini menyebabkan ketercakupan layanan yang harusnya diterima oleh kelompok sasaran anak 0-23 bulan menurun drastis. Adapun beberapa layanan tidak dapat dilaksanakan di posyandu pada masa pandemi covid-19 ini yaitu penimbangan berat badan anak, pengukuran tinggi/panjang badan, dan konseling nutrisi terpadu serta kunjungan rumah bagi kelompok sasaran rentan yaitu anak gizi buruk dan stunting serta ibu hamil resiko tinggi atau kekurangan energi kronis (KEK).
Selain itu kercakupan layanan yang rendah juga terjadi pada kelompok sasaran anak 0-23 bulan khususnya untuk layanan imunisasi dasar lengkap hal ini lebih dikarenakan adanya kekhawatiran orangtua untuk membawa anaknya untuk datang ke pusat-pusat layanan imunisasi karena mewabahnya covid-19. Sedangkan untuk kercakupan layanan pemeriksaan dan asupan tablet tambah darah atau Pil-Fe untuk ibu hamil cukup baik walaupun juga belum begitu optimal. Hal ini juga hampir sama dengan yang dialami oleh sasaran anak usia 0-23 bulan yaitu kekhawatiran untuk melakukan pemeriksaan ke pusat-pusat layanan kesehatan baik di puskesmas maupun di klinik atau rumah sakit akibat pandemi covid-19.
Program atau kegiatan konvergensi stunting dalam rangka pemenuhan ketercakupan lima paket layanan kepada kelompok sasaran prioritas pada masa pandemi covid-19 menghadapi tantangan yang cukup berat. Hal ini terlihat pada capaian cakupan layanan lima paket layanan konvergensi stunting yang masih cukup rendah pada tahun 2020 kemarin. Sehingga perlu ada upaya dan inovasi yang harus dilakukan oleh semua stakeholder khususnya pemerintah desa/ kalurahan dalam rangka pencegahan dan penanganan stunting di masa pandemi covid-19. (Adm)