• Dana Desa Tahun 2020 Diprioritaskan Untuk Penanganan Stunting di Desa

    Dana Desa Tahun 2020 Diprioritaskan Untuk Kegiatan Pengembangan Sumber Daya Manusia Khusunya Dalam Penanganan Stunting di Desa

  • Penggunaan Dana Desa 2020

    Penggunaan Dana Desa Tahun 2020 Mengikuti Ketentuan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: PMK 205/205.07/2019 Tentang Pengelolaan Dana Desa

  • Dana Desa 2020

    Pemerintah Kabupaten Kulon Progo Telah Melakukan Pencairan Dana Desa Tahun 2020 Sebesar 60% di Bulan Januari 2020 di 87 Kalurahan

Minggu, 14 Juni 2020

Dinas PMD dan TA-PSD Kabupaten Kulon Progo Ikuti TOT E-HDW


Kulon Progo,- Tenaga Ahli Pelayanan Sosial Dasar (TA-PSD)  dan Dinas PMD Dalduk dan KB Kabupaten Kulon  Progo mengikuti Training of Trainer (TOT) Aplikasi Elektronic Human Development Worker (e-HDW) yang diselengggarakan oleh Biro Bermas Setda DI. Yogyakarta. Training of Trainer (TOT) kali ini dilaksanakan secara daring/virtual dengan mengggunakan aplikasi Zoom-meeting. Acara ini berlangsung selama  2 hari yaitu tanggal 10-11 Juni  2020.  Adapun sebagai peserta dalam Training of Trainer (TOT) ini adalah seluruh Tenaga Ahli Pelayanan Sosial Dasar (TA-PSD) se-DIY dan Perwakilan Dinas PMD se-DIY.

“Aplikasi e-HDW atau Human Development Worker ini merupakan aplikasi berbasis android sebagai solusi digital yang akan  mempermudah Kader Pembagunan Manusia (KPM) dalam melakukan pendataan sasaran rumah tangga 1.000 HPK,  pemantauan kondisi dan cakupan layanan dasar di Desa”. Ungkap dr. Ety Kumolowati, M.Kes. Lebih lanjut dr. Ety dalam paparan materinya menyampaikan bahwa dengan adanya aplikasi e-HDW ini akan mempermudah tugas dan fungsi kader desa. Dengan adanya aplikasi mobile ini, maka  kader desa dapat lebih efektif mengadvokasi pemerintah desa dalam pencegahan dan penanganan stunting.

Drs. Muhammad Qoshim dalam materi  yang disampaikan menambahkan bahwa salah satu manfaat dari  aplikasi e-HDW ini adalah mempermudah tersusunnya big data tentang stunting di Desa berbasis sasaran rumah tangga 1.000 HPK yang lebih akurat karena terperinci by name by address. Selain itu Aplikasi ini memberikan masukan data dan informasi yang faktual tentang permasalahan stunting di Desa sebagai dasar merumuskan kebijakan intervensi program/kegiatan dari lintas pemangku kepentingan yang bertanggungjawab mencegah dan menangani stunting di Desa.  M. Qhosim juga menerangkan bahwa selanjutnya, aplikasi eHDW dan Indeks Desa Membangun (IDM) akan terintegrasi dengan sistem informasi EPPGBM (Elektronik Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) dan akan menjadi dasar dalam penetapan lokasi desa prioritas (Desa Merah Stunting) dan rekomendasi intervensi lintas sektor.

Sementara itu Training of Trainer (TOT) e-HDW ini difasilitasi oleh Lilik Budi H. Selaku TAM-PSD KPW-4 DI. Yogyakarta dan Suwarto, S.Sos dari Satker P3MD DIY. Lilik Budi dalam pelatihan daring ini menyampaikan perihal cakupan menu aplikasi eHDW  yang meliputi data-data fasilitas desa. Misalnya polindes, PAUD, posyandu, air bersih dan sanitasi serta penerima manfaat. Penerima manfaat itu adalah ibu hamil, ibu nifas, anak berumur 0 sampai 2 tahun serta anak yang berumur >2-6 tahun.

Aplikasi  e-HDW juga memiliki fitur diantaranya “Tugas Saya” yang artinya Kader Pembangunan Manusia (KPM) akan menerima notifikasi berupa kegiatan layanan yang akan diberikan kepada penerima manfaat.  “KPM perlu memantau dan memastikan intervensi layanan tersebut diterima oleh penerima manfaat,” terang Lilik.

Selain itu aplikasi e-HDW ini  juga terdapat fitur “Laporan Tahunan” yakni menyajikan data dan informasi kegiatan pencegahan stunting yang sudah dilakukan dalam kurun waktu 1 tahun. Sedangkan “Laporan Triwulan” akan menyajikan skor desa yang telah dicapai dalam kurun waktu setiap triwulan.

“Secara khusus, aplikasi eHDW bertujuan untuk memfasilitasi data dan tugas manajemen kasus untuk KPM. Serta mengidentifikasi kesenjangan utama dalam pemberian layanan. Sehingga KPM dapat lebih efektif mengadvokasi pemerintah desa,” imbuhnya

Aplikasi e-HDW ini juga  dilengkapi dashboard  di tingkat kabupaten.  Dashboard kabupaten ini bermanfaat untuk memantau kegiatan-kegiatan ditingkat desa serta menjadi dasar dalam melakukan evaluasi dan perencanaan kedepan terkait pencegahan dan penanganan  stunting. Dashboard kabupaten ini berbasis online (website)  yang dikembangkan  untuk membantu OPD Kabupaten  dalam melakukan pemantauan,  evaluasi dan perencanaan kegiatan konvergensi pencegahan stunting tingkat  kabupaten. Data-data  yang terangkum dalam  dashboard kabupaten ini bersumber dari desa yang di-input melalui aplikasi  e-HDW.

Sementara itu Suwarto, S.Sos. di  akhir sesi menegaskan  kembali bahwa  pasca Training of Trainer (TOT) e-HDW ini, maka Tenaga Ahli PSD bersama Dinas PMD Kabupaten mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mengkoordinasi pelaksanaan pelatihan aplikasi e-HDW  ini bagi Kader Pembangunan Manusia (KPM) dan Pendamping desa. Sehingga aplikasi e-HDW ini dapat segera digunakan oleh KPM untuk menginput data melalui aplikasi ini. (ANK/TA-PSD)

Sabtu, 13 Juni 2020

MEMBERDAYAKAN PARA IBU-IBU DI DALAM USULAN KEGIATAN REMBUG STANTING

REMBUK STUNTING

Siklus perencanaan Pembangunan desa yang sudah diamanatkan di dalam Permendagri 114 tahun 2014 dan diterbitkannya Petunjuk Teknis penyusunan dokumen perencanaan kalurahan tahun anggaran 2021 oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kab. Kulon Progo, di bulan Juni Kalurahan sudah menggelar Muskal (Musyawarah Kalurahan) untuk mengawali proses perencanaan Kalurahan. Namun sebelum Muskal digelar di setiap Kalurahan, pemerintah kalurahan ada kewajiban melaksanakan rembug stunting yang akan menjadi bahan untuk musyarawarah di tingkat kalurahan.

Kalurahan Pengasih pada tanggal 10 Juni 2021 bertempat di balai kalurahan telah dilaksanakan Rembug stanting dengan menghadirkan kader – kader desa se-kalurahan. Rembug stanting diawali dengan pengarahan dan beberapa informasi dari bapak Djoko Purwanto selaku Lurah desa Pengasih dan dilanjutkan dengan paparan dari Puskesmas dan Tenaga Ahli P3MD selaku narasumber .

Ada 5 paket layanan yang dapat diusulkan oleh para ibu-ibu melalui kader desa dalam rangka pencegahan dan penanganan stunting di kalurahan, yaitu : Kesehatan ibu dan anak (KIA), Konseling gizi terpadu, Sanitasi dan air bersih, jaminan sosial dan layanan PAUD.

Hasil rembug stanting yang difasilitasi oleh Ibu Siti dan Ibu Ristiyani telah disepakati bersama menghasilkan 4 usulan kegiatan yaitu : 1) Sosialisasi bagi ibu hamil dan balita stunting dan Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA),  2) akses untuk mendapatkan BPJS, 3) Sosialisasi bahaya asap rokok bagi ibu hamil dan balita 4) Sosialisasi bagi suami dan mertua ibu hamil.  Di rembug stanting tersebut juga memutuskan 3 orang perwakilan yang akan hadir di Muskal atas persetujuan dari BPK Pengasih yang hadir juga di musyawarah tersebut.

Namun sebelum usulan kegiatan hasil rembug stanting tersebut di bawa ke  Muskel  agar dikomunikasiskan dan dikoordinasikan terlebih dahulu dengan Puskesmas Pengasih dengan maksud untuk menghindari double anggaran dalam 1 kegiatan.

Hasil kesepaktan rembug stanting ini nantinya akan dibawa di Musyawarah Kalurahan untuk bisa dibahas dan ditetapkan sebagai prioritas di Rencana Kerja Pemerintahan (RKP) Kalurahan dimana RKPKal tersebut akan dipakai sebagai dasar penyusunan APBKal di tahun 2021.

(TA-PMD)

Rabu, 10 Juni 2020

Petani Muda Kalurahan Banjararum Panen Padi Organik

Minggu (7/6/2020), Petani Muda Kalurahan Banjararum Kapanewon Kalibawang telah melakukan panen  padi sehat hasil karya anak-anak muda yang tergabung ke dalam Karang Taruna Petani Muda Banjararum. Padi sehat yang diproduksi oleh anak-anak muda ini merupakan produk rintisan produksi beras sehat, dimana pengelolaanya mulai dari pengadaan benih, perawatan dan pengendalian hama tanaman semuanya dilakukan dengan cara-cara pengelolaan secara organik dan tanpa bahan atau obat kimia. Pengelolaan lahan secara organik seperti yang telah dilakukan oleh petani muda ini merupakan salah satu program kerja organisasi dimana nantinya di wilayah Banjararum akan diciptakan padi sehat tanpa menggunakan obat-obatan kimia ,sehingga sangat aman untuk dikonsumsi masyarakat .

Hasil panen saat ini menurut Fajar Oktavianto selaku pengurus Karang Taruna Petani Muda bisa menghasilkan 748 kg dari luas tanah yang dikelolanya sekitar 1.000 m2. Lahan sawah tersebut adalah milik Pemerintahan Kalurahan Banjararum yang memang dipersiapkan dan bisa digunakan untuk kegiatan anak-anak muda yang ada di desa. Hasil panen padi sehat ini sudah ada Lembaga yang siap membeli dan dipasarkan diwilayah kota Yogyakarta dan sekitarnya.

Para Petani Muda yang beranggotakan sekitar 50 anak-anak muda ini akan terus berkarya dan melakukan edukasi kepada para petani di wilayah Kalurahan Banjararum dan sekitarnya  untuk mau menanam padi dengan cara organik dan mewujudkan impian bahwa menjadi petani muda adalah Keren. Anak-anak muda tersebut juga prihatin dengan pola tanam yang dilakukan saat ini dimana para petani dalam mengelola lahan lebih banyak menggunakan bahan-bahan kimia, sehingga kedepannya pola tanam secara organik menjadi harapan mereka. Mereka selalu mengkaji dan membahas persoalan-persoalan yang dihadapi oleh petani tentang hama, cara tanam yang benar, tanaman alternatif dan permasalahan-permasalahan pertanian lainya selalu di bahas disetiap malam minggu di awal bulan. Selain menanam padi secara organik para anak-anak milenial ini juga mengembangkan pupuk organik dan mencoba menanam berbagai sayuran yang cocok ditanam di daerah Banjararum dengan media polybag sehingga bisa ditanam disekitar rumah. (pm-tapmd)

Senin, 08 Juni 2020

Diversifikasi Usaha Bumdes Kabupaten Kulon Progo di Saat Pandemi Covid-19


Pandami Corona yang terjadi diseluruh dunia ternyata berdampak di berbagai sendi ekonomi diseluruh dunia, baik itu negara maju atau berkembang semuanya mengalami hal yang sama. Roda perekonomian menjadi lesu, perputaran keuangan menjadi lamban.        

Hal ini juga dialami di desa desa hampir diseluruh tanah air, termasuk desa desa yang ada di Kulon Progo. Rupanya hal ini sudah dibaca dari beberapa BUMDes yang ada di Kulon Progo. Sehingga beberapa pengurus BUMDEs mulai melakukan kajian dan Analisa usaha yang dipandang prospektif untuk dijalankan saat pandemi berlangsung atau mempersiapkan setelah wabah COVID 19 ini nanti berlalu.

BUMDes Binangun Sedang Artha Sendang Sari mulai mempersiapkan beberapa jurus untuk melakukan diversifikasi usaha yang akan dijalankan . Beberapa upaya dan Langkah telah dilakukan untuk memastikan usaha yang akan dijalankan nantinya akan berjalan dengan mulus dan mendatangkan income yang sesuai harapan. Mereka mulai melakukan Analisis SWOT dengan melihat faktor internal dan eksternal lembaga BUMDes.

Dari hasil SWOT analisis yang telah dibahas antara pengurus BUMDes, pemerintah kalurahan dan dari  Kapanewon Pengasih ada rencana menjalankan diversifikasi usaha dengan beberapa alernatif kegiatan antara lain pengelolaan wisata desa yang dipadukan dengan kegiatan outbond bagi anak anak sekolah. Adapun lokasi yang akan dipakai dengan memanfaatkan rintisan usaha wisata desa yang sudah ada di wilayah kalurahan Sendang Sari.

BUMDes  sendang sari merencanakan unit usaha baru tersebut karena menurut mbak Eka selalu direktur BUMDEs saat ini dengan adanya dampak COVID 19, ada penurunan angsuran pinjaman dari nasabah dan ini juga terjadi dibeberapa BUMDes di lingkungan Kabupaten Kulon Progo atau bahkan di wilayah yang lain juga. Adapun pilihan paket wisata outbond bagi anak-anak sekolah dengan pertimbangan bahwa di wilayah Kulon Progo belum ada wisata yang menawarkan paket kegiatan outbond bagi anak-anak sekolah.

Adapun alternatif lain yaitu dengan membentuk event organizer untuk kegiatan kegiatan pesta pernikahan dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki di Kalurahan Sendang Sari dan dimungkinkan ada rencana usaha-usaha lain yang akan dijalankan dengan tidak bertentangan dengan aturan main BUMDes yang sudah menjadi peraturan desa .

Direncanakan setelah pandemic Corona ini berakhir pengurus BUMDes dengan difasilitasi pemerintahakan kalurahan akan mempersiapkan sumberdaya manusia yang mendukung untuk rencana usaha dan menyusun rencana keuangan yang masih memungkinkan untuk digunakan untuk melakukandiversifikasi usaha dengan terlebih dahulu memperhatikan analisis usaha dan analisis keuangan BUMDes. Analisis keuangan dan jenis kegiatan tentunya harus memperhatikan calon tenaga kerja yang akan mengelola, bagaimana dengan transportasi kegiatan nantinya, adanya biaya promosi yang harus dianggarkan dan tentunya biaya operasional yang dikeluarkan.

Sabtu, 06 Juni 2020

Rembuk Stunting Kedungsari: Upaya Perkuat Komitmen Pencegahan dan Penanganan Stunting Mulai dari Kalurahan

Kulon Progo,- Pemerintah Kalurahan Kedungsari Kapanewon Pengasih  menggelar rembuk stunting pada hari Kamis (4/6/20) bertempat  di Aula Balai Desa Kedungsari. Acara rembuk stunting dimulai pada pukul 12.30 WIB. Hadir dalam acara rembuk stunting ini dari unsur pamong kalurahan, badan permusyawaratan kalurahan, kader pembangunan manusia, kader posyandu, pendamping desa  dan tenaga  ahli Kabupaten Kulon Progo.

 

Acara rembuk stunting difasilitasi oleh Endang Pujiati selaku Pendamping Desa Kapanewon Pengasih. “Rembuk stunting ini merupakan salah satu rangkaian pra-musyawarah kalurahan untuk penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Kalurahan tahun 2021, juga menjadi amanat Pemerintah Pusat hingga Pemerintah Kabupaten Kulon Progo terhadap pemerintah kalurahan agar memprioritaskan penggunaan dana desa tahun 2021 untuk pencegahan dan penanganan stunting. Selain itu rembuk stunting ini merupakan upaya memperkuat komitmen penanganan dan pencegahan stunting mulai dari kalurahan”. Ujar Endang.

 

Lebih lanjut Endang dalam sambutannya menyampaikan permasalahan stunting tidak hanya dipengaruhi oleh gizi anak saja, namun juga dipengaruhi oleh factor-faktor lainnya yaitu pola asuh, ketersedian air bersih layak minum, jamban sehat dan lain-lain. Sehingga dalam penanganan dan  pencegahannya pun juga harus dilakukan secara menyeluruh atau konvergen. Konvergensi ini tidak hanya pada aspek intervensi program atau kegiatannya saja namun juga  konvergen dalam data  sasaran, indicator pemantauan juga termasuk para pelakunya. Secara keseluruhan interevensi penanganan dan pencegahan stunting ini diklasifikasi menjadi dua jenis yaitu intervensi spesifik dan intervensi  sensitive. Intervensi spesifik ini intervensi yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak atau sasaran 1000  HPK. Intervensi ini berkontribusi 30% dalam suksesnya penanganan stunting. Sedangkan intervensi sensisitif yaitu intervensi dengan sasaran masyarakat umum melalui  berbagai kegiatan pembangunan diluar bidang kesehatan. Intervensi  ini berkontribusi 70% dalam suksesnya  penanganan stunting.

 

Sementara  itu Aris  Nurkholis, M.Pd.  selaku Tenaga Ahli Pelayanan Sosial Dasar menyampaikan  apresiasi dan terima  kasih kepada  pemerintah  Kalurahan  Kedungsari Kapanewon Pengasih yang  telah melaksanakan  rembuk stunting walaupun kondisi masih di tengah pandemic covid-19 dengan tetap mematuhi protocol kesehatan. “Rembuk stunting ini merupakan starting point penting dalam perencanaan penanganan dan pencegahan stunting. Karena Program dan kegiatan bisa berjalan baik dan mempunyai dampak/efek dalam penyelesaian masalah bermula dari perencanaan yang baik pula. Dan perencanaan yang baik dimulai dari tersedianya data dan kemampuan melakukan analisis terhadap data dan permasalahan yang muncul. Sehingga rembuk stunting  ini diharapkan mampu menghadirkan data dan analisis permasalahan stunting di Kalurahan Kedungsari yang selanjutnya dapat dirumuskan alternative tindakan penyelesaian masalah terkait dengan stunting yang ada di Kalurahan Kedungsari”. Jelas Aris Nurkholis

 

 

Rembuk stunting ini dipimpin langsung oleh Kader Pembangunan Manusia (KPM). KPM memulai pemaparannya dengan menyajikan data-data sasaran 1000 HPK hasil pemantauan di triwulan pertaman tahun 2020 beserta permasalahan - permasalahannya yang muncul. Berdasarkan pemaparan tersebut diketahui jumlah sasaran 1000 HPK di Kalurahan Kedungsari sebanyak 134 sasaran. Rinciannya ibu hamil sebanyak 22 orang dengan 2 orang ibu hamil Resti/Kek, dan anak usia 0-2 tahun sebanyak 112 anak dengan 3 anak gizi kurang dan 2 anak stunting.

 

Lebih lanjut KPM juga menyampaikan data permasalahan yang muncul selama pemantauan kegiatan konvergensi stunting yang telah berjalan. Salah satu permasalahan yang muncul adalah layanan kelas  pengasuhan kepada orangtua/pengasuh yang  memiliki anak 0-2 tahun yang tidak berjalan. Bahkan hasil pemantauan di triwulan pertama tahun  2020 menunjukan 0 persen. Artinya tidak ada satupun orangtua/pengasuh yang  memiliki anak baduta yang mendapatkan layanan kelas pengasuhan. Selain itu masih berdasarkan hasil pemantauan di triwulan pertama tahun 2020 diketahui prosentase konvergensi stunting tingkat kalurahan masih rendah yaitu diangka 19 persen. Artinya kegiatan konvergensi stunting di Kalurahan kedungsari belum berjalan dengan baik dan optimal.

 

Adapun hasil musyawarah atau rembuk stunting ini menyepakati beberapa usulan kegiatan penanganan stunting baik yang bersifat intervensi gizi spesifik yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak maupun intervensi gizi sensitive. Salah satu  usulan yang mengemuka selain intervensi terkait kesehatan dan gizi adalah menguatkan atau  merevitalisasi kembali posyandu khususnya kegiatan konselingnya, kelas  pengasuhan pada kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) dan Parenting Paud.

 

Diakhir acara rembuk stunting disepakati tiga orang perwakilan yang akan mengikuti dan menyampaikan hasil rembuk stunting ini dalam musyawarah kalurahan untuk perencanaan tahun 2021. (adm).

Rembug Stunting Pemerintah Kalurahan Sendangsari Tahun 2020